Sabtu, 15 Oktober 2011

Surat dari Ibu Pertiwi

Berjalan di deretan buku-buku usang yang berjejer di rak-rak ruang perpustakaan, sedikit merasa miris. Bias cahaya matahari dari sela-sela kusen jendela menarik partikel-partikel debu, dan silia-silia hidung bereaksi bersin atas debu-debu yang terhirup, bertambah miris. Kutarik satu buku tebal berjudul “Di Bawah Bendera Revolusi” karangan tokoh besar Indonesia. Warna sampulnya cokelat, tapi masih ada garis-garis hitam yang kurasa warna dasar sampul, makin miris. Kubuka kilas lembar demi lembar, coba merangkai poin-poin ide. Di akhir halaman, terselip sebuah amplop,

Jumat, 14 Oktober 2011

Jangan Nyaman, Kita Harus Berjalan

Harapan itu adalah keyakinan
Ia menyeruak dari jiwa yang terdalam
Meski ribuan iblis meragukan
Tapi ia kan semakin kuat tertananam