Berjalan di deretan buku-buku usang yang berjejer di rak-rak ruang perpustakaan, sedikit merasa miris. Bias cahaya matahari dari sela-sela kusen jendela menarik partikel-partikel debu, dan silia-silia hidung bereaksi bersin atas debu-debu yang terhirup, bertambah miris. Kutarik satu buku tebal berjudul “Di Bawah Bendera Revolusi” karangan tokoh besar Indonesia. Warna sampulnya cokelat, tapi masih ada garis-garis hitam yang kurasa warna dasar sampul, makin miris.
Kubuka kilas lembar demi lembar, coba merangkai poin-poin ide. Di akhir halaman, terselip sebuah amplop,
Dilahirkan dari rahim yang dipilih, dititip oleh pemilik generasi, di tempa pada kecamuknya kondisi...muncul sebagai pelita di tumpukan mimpi..
Sabtu, 15 Oktober 2011
Jumat, 14 Oktober 2011
Jangan Nyaman, Kita Harus Berjalan
Harapan itu adalah keyakinan
Ia menyeruak dari jiwa yang terdalam
Meski ribuan iblis meragukan
Tapi ia kan semakin kuat tertananam
Ia menyeruak dari jiwa yang terdalam
Meski ribuan iblis meragukan
Tapi ia kan semakin kuat tertananam
Langganan:
Postingan (Atom)