Jumat, 18 Januari 2013

Telah Lupa

Hujanya tak kunjung reda, kau mungkin tak lagi mengingat bagaimana rasa sinar matahari yang menampar hangat di pipimu. Yang kini kau perhatikan dan kau ingat hanyalah berapa basah rambutmu yang di jatuhi bulir-bulir air dari langit, yang entah mengapa tak memberi jedah pada bumi dan kali untuk bernafas. Kau pasti lupa, betapapun perihnya sengatan matahari itu menampar pipi kita, tapi ia memberi kehangatan yang entah bagai mana aku selalu merindukannya, kau mungkin lupa, telah lupa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar