Rabu, 03 Agustus 2011

Para Pilihan Zaman

Musim kemarau panjang ini berlalu sudah. Apa yang tersisa dari terik yang amat sangat selama dua belas purnama itu ?. Hanya debu dan rumput kering, mungkin juga beberapa pohon yang kuat menghadapi terjangan musim. Gumpalan awan menandai masa musim hujan, rintik perlahan turun menyirami lahan-lahan kering. Guntur berdahak tak henti beriring kerlip gemerlap kilat, alam gulita menyarungi, sebelum nafas cerah kehidupan datang menayapa.

Patut bangga segala yang kokoh melewati musim kering kemarau, sebab mereka adalah pilihan dari kerasnya keadaan. Akan muncul benih-benih baru dari siraman air musim basah hujan, siapa yang mampu meramalkan, kelak mereka akan merekah sejauh apa?, menjulang setinggi apa ?.

Patut berbangga pepohonan yang mampu melewati kerasnya musim, rumput yang masih hampar menghijau di tengah kurangnya titik-titk air. Dari mereka yang pernah melewati musim, patut adanya menyulam cerita bahan untuk bekal musim selanjutnya.
Benih yang terseimpan dan kini tersiram hujan, memiliki kesempatan pada masanya. Semua di tempa pada kondisi yang setera, namun akhirnya semua tahu, tak seluruhnya mencapai akhir. Ada yang terseungkur jatuh, ada yang mundur dan lenyap, ada yang takut dan tak pernah muncul. Siapa yang berhak sampai pada akhir cerita ? semua punya hak, dan kita tak pernah tahu pasnya mereka siapa…

Pada mereka yang berhasil melewati masa kering dengan kemenangan, yang kini tua dan sisa bercerita, bagilah kisah pada kami yang akan menghadap masa, sebab kami juga butuh bimbingan dan motivasi, agara kami keluar sebgai pilihan zaman.

Pada mereka yang percaya masa datang hadir untuk di tantang, bersiaplah pada kemarau yang menghadang jalan, dan kita tak pernah tahu berapa purnama ia akan menantang….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar