Kamis, 21 Juli 2011

Refleksi Ramadhan Kita

Oleh : Kaki Langit (6 Juli 2011)

Tak lama lagi kita akan kembali bersua dengan ramadhan yang penuh rahmat dan berkah...., begitu ceritanya. Dan saya kira memang seperti itu harusnya. Namun entah kenapa ramadhan terasa terkesan biasa-biasa saja dikampung kita tercinta ini..., bulan yang seharusnya kita sambut dengan penuh pemaknaan seolah hanya tinggal serangkaian rutinitas dan prosesi tahunan yang terus saja berulang dan berlalu. Dan yang nampak secara kasat mata adalah penyambutan bulan berkah ini dikalangan mayarakat kita lebih disikapi sebagai serangkaian ritual dan ritual belaka, yang karena kebiasaan/budayalah itulah semua terkesan berlalu begitu saja. Tanpa kita bisa mengecap makna sedikitpun. Ramadhan telah kehilangan ruhnya ditengah-tengah kita semua. Apakah arti ini semua...?.

Tentunya kita semua bersepakat bahwa, harusnya momentum ini menjadi sebaik-baiknya waktu untuk kembali memperdalam pemaknaan kita, membersihkan kembali keimanan yang kian berkarat dan mempertajam ketaqwaan itu dalam diri, secara pribadi/individu serta ketaqwaan dan kesalehan kita secara sosial tentunya. Sejatinya, ramadhan tidak hanya menghasilkan lulusan manusia-manusia dengan gelar kesalehan secara pribadi saja, akan tetapi lebih dari itu adalah kesalehan sosial yang utuh sebagai suatu masyarakat tentunya. Sebab masyarakat pada hakikinya adalah entitas kolektif individu dalam suatu ruang sosial.

Lebih lanjut lagi, kita sebagai manusia berakal harusnya mampu menakar sejauh mana pengaruh tarbiyah ramadhan di tahun sebelumnya terhadap peri kehidupan sosial kita hari ini. Marilah kita bertanya pada diri kita masing-masing tentunya, pada cermin keimanan diri yang lebih jujur. Sebab ternyata di masa lalu (Rasul SAW, Sahabat, Tabiin, dll) ramadhan adalah momentum dimana revolusi sosial dimulai, spirit pembaharuan disemai, tali ukhuwah disimpul erat, semua larut dalam euforia kerinduan yang kental dan keinginan yang kuat untuk capai gelar mu'min sejati yang dijanjikan disisiNya.

Lantas apa yang pernah terjadi di ramadhan kita kemarin?. Ternyata, pemaknaan yang dangkal dan landai yang terungkap. Sudah jadi rahasia umum jika ditiap hari ramadhan masjid-masjid menjadi semakin sepi, dan kalaupun ramai kembali hanya disaat Ied menjelang, para pegawai sara yang lebih sibuk dengan haroadan dibandingkan menghidupkan jamaah tilawah atau majlis ta'lim, dan yang lebih nampak adalah pengelolaan zakat yang masih carut-marut, menjadi kesalahan yang terus saja berulang.Beginikah RAMADHAN kita...???

Maka tidaklah heran jika bangunan sosial kita hari ini begitu rapuh dan goyah, persatuan dan ukhuwah yang mulai retak dan menganga. Hingga jangankan kemajuan yang dirindui hadir, stagnasi dan kemunduran yang makin nampak wujudnya, dan entah kenapa ini terus saja berlanjut. Inikah yang kita Kehendaki..???

Bukankah kita telah diperintahkan untuk terus lebih baik dari hari-hari kemarin?, juga karena kita bukanlah keledai yang terus saja jatuh pada lubang yang sama...!!!

Saatnya memaknai . . . kawan !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar