Sabtu, 07 April 2012

Menggelar Lontar Hidup

Matahari muncul dengan sinarnya yang lama, namun tak jua manusia bosan dengan teriknya yang menggigit. Bersanding kokok ayam dan bulir embun, bumi juga butuh mandi. Hidup selalu mesti di pertanyakan agar ia memiliki arti, seperti pesan Aristoteles, sang filusuf Yunani. Lepas dari pesannya, memang hidup selalu mengundang tanya.
Usia adalah anugerah terbesar, di dalamnya tersimpan rekam jejak nafas hidup. Melihat album hidup masa lalu, ada cerminan diri yang seperti kurva, dari dasar menanjak dan kembali jatuh. Kini berada dalam ruang penuh pertanyaan, harapan yang sedikit redup sedikit menyala. Ada ketidak konsistenan terhadap ratusan simpulan gerak, ataupun stagnasi gerak. Lantas akan bagaimana jika terus seperti ini.

Menyaksikan puluhan jiwa yang mampu mendaki puncak, meski dengan kesunyian jalan yang pernah mereka kisahkan, ada kesakitan yang kini merasuk menusuk hati yang dulunya penuh semangat, keyakinan akan bisa juga seperti jiwa-jiwa tangguh itu. Bukan sekedar curahan perasaan yang melankolis, atau kegalauan hidup yang sesaat, tapi ini lebih dari pada kesimpulan lain akan keadaan diri yang terus menerus sesat, kebali selalu dalam lubang kubangan dosa dan salah.
Ada bayangan diri yang tak mampu menanggung tanggungjawab yang menyesak, bayangan yang membawa hantu kemalasan, dan kehilangan motivasi. Lantas akan kau jawab dengan apa ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar